Dalam sebuah ilusi yang terhampar luas di hadapan ku Berharap seseorang akan menyadarkan ku Sesak terasa hampa.... sepi dan sunyi..... sungguh batin ini tersiksa Bagai pesona anggun sang mawar merah yang mekar indah tanpa ada yang mengagumi pantas jika disebut suatu Kemegahan yang terjebak dalam kesendirian yang memudar bersama waktu Entah di bumi mana engkau berpijak namun harus kau tau kerinduan ini sudah berubah menjadi benci Di malam yang penuh akan jutaan bintang Dulu kau janjikan aku kasih sayang yang setara bulan menemani malam Namun kini semua berubah bagai awan gelap yang menelan semua bintang-bintang di langit Musnah membawa janji mu Disaat itu dia datang.... Dia yang mengaku utusan dewi cinta Dia datang menawarkan mahkota cinta abadi dan Segenap cinta yang melikupi hati dan perasaan Mungkin semesta melihatku begitu menyedihkan Hingga semesta ingin memberiku pengganti mu Dia yang mampu membawa ku keluar dari kota ku yang dulu dan Sekarang aku adalah wangi bunga di kota yang baru Saat-saat ini sungguh merajai hari-hari ku Mendominasi akal dan fikiran serta perasaan terdalam Dia yang memutus rantai ilusi yang membelenggu ku Ketika bayang mu mulai memudar dari ingatan ku Itu adalah sesuatu yang hanya dia dan waktu yang mampu mengisi kekosongan hati ku Namun mengapa...... Tiba-tiba kau datang padaku dengan sejumlah alasan yang tak masuk akal Kau memohon, menangis dan menyesal Namun apapun semua itu aku tak peduli bagiku semua adalah masa lalu Terlampau jauh jika harus mundur Memutar waktu juga sudah tak mungkin Apa kau tahu...... Rasa sakit dari mu ini tak perlu bukti atau pun penjelasan bahkan waktu pun seakan membeku Hingga hampir membuat ku menutup semua dimensi hati dan perasaan ku Sampai akhirnya dia datang melintasi ruang dan waktu dan menawarkan secawan kesetiaan pada ku Dan hati ku pun menyambutnya dengan tangan terbuka Aku sekali lagi ingin merasakan romansa cinta yang berbeda